Pengertian Konsep Mutu Pendidikan
Membicarakan
tentang pengertian mutu dapat berbeda bagi setiap orang, karena mutu memiliki
banyak kriteria dan sangat tergantung pada konteksnya. Secara leksikal alam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, mutu adalah ukuran baik buruk suatu benda,
keadaan, taraf, atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya). Menurut
Joseph Juran mutu diartikan sebagai kecocokan penggunaan produk (fitness for
use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan atau kualitas sebagai
kesesuaian terhadap spesifikasi.
Sementara menurut W. Edwards Deming menyatakan bahwa mutu adalah kesesuaian
dengan kebutuhan pasar atau apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan
konsumen. Kemudian
mutu pendidikan menurut Permendiknas No 63 tahun 2009 adalah tingkat kecerdasan
kehidupan bangsa yang dapat diraih dari penerapan Sistem Pendidikan Nasional.
Meskipun
tidak ada definisi mengenai mutu yang diterima secara universal, dari
definisi-definisi yang ada terdapat beberapa persamaan. Artinya, dalam
mendefinisikan mutu memerlukan pandangan yang komprehensif. Dalam hal ini ada
beberapa elemen yang bisa membuat sesuatu dikatakan berkualitas. Pertama,
mutu meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Kedua,
mutu mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. Ketiga, mutu
merupakan kondisi yang selalu berubah, artinya apa yang dianggap bermutu saat
ini mungkin dianggap kurang bermutu pada saat yang lain. Keempat,
kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melibihi harapan.
Jadi
mutu pendidikan adalah derajat keunggulan dalam pengelolaan pendidikan secara
fektif dan efisien untuk melahirkan keunggulan akademis dan kestrakulikuler
pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidiakn atau
menyelesaikan program pembelajaran tertentu.
Setelah
memahami definisi mutu, maka harus diketahui pula apa saja yang termasuk dalam
dimensi mutu. Garvin mendefinisikan delapan dimensi yang dapat digunakan untuk
menganalisi karakteristik kualitas produk, yaitu sebagai berikut.
1.
Kinerja
atau performa (performance)
2.
Features, ciri-ciri atau keistimewaan dan karakteristik pelengkap
3.
Keandalan
(reability)
4.
Konformitas
(conformance)
5.
Daya
tahan (durability)
6.
Kemampuan
pelayanan (sevice ability)
7.
Estetika
(aesthethic)
8.
Kualitas
yang dipersepsikan (perceived quality).
Adapun
indikator atau kriteria yang dapat dijadikan tolak ukur mutu pendidikan yaitu
hasil akhir pendidikan, hasil langsung pendidikan (hasil langsung inilah yang
dipakai sebagai titik tolok pengukuran mutu pendidikan suatu lembaga
pendidikan, misal tes tertulis, daftar cek, anekdot, skala rating, dan skala
sikap), proses pendidikan, instrumen input (alat berinteraksi dengan raw
input, yakni siswa), serta raw input dan lingkungan.
Siapa
yang seharusnya memutuskan apakah sebuah sekolah berhasil memberikan sebuah
layanan yang memiliki mutu? Pelanggan adalah wasit terhadap mutu dan institusi
sendiri tidak akan mampu bertahan tanpa mereka. Mutu dapat didefinisikan
sebagai sesuatu yang memuaskan dan melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan.
Definisi ini disebut juga dengan istilah mutu sebagai persepsi (quality in
perception). Mutu ini bisa disebut sebagai mutu yang hanya ada di mata
orang yang melihatnya. Ini merupakn definisi yang sangat penting. Sebab, ada
satu resiko yang seringkali diabaikan dari definisi ini, yaitu kenyataan bahwa
para pelanggan adalah pihak yang membuat keputusan terhadap mutu. Dan mereka
melakukan penilaian tersebut dengan merujuk pada produk terbaik yang bisa bertahan
dalam persaingan.
Standar-standar
mutu yaitu:
1.
Standar
Produk dan Jasa
a.
Kesesuaian
dengan spesifikasi.
b.
Kesesuaian
dengan tujuan dan manfaat.
c.
Tanpa
cacat (zero defects).
d.
Selalu
baik sejak awal.
2.
Standar
Pelanggan
a.
Kepuasan
pelanggan.
b.
Memenuhi
kebutuhan pelanggan.
Menyenangkan
pelanggan.
Manajemen Mutu dalam Pendidikan
Edwars Sailis mengatakan bahwa TQM
dalam pendidikan adalah sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus-menerus,
yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi
pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggan,
saat ini dan untuk masa yang akan datang.Menurut Hadari Nawawi, TQM adalah manajemen funsional dengan pendekatan yang
secara terus menerus difokuskan pada peningkatan kualitas agar produknya sesuai
dengan standar kualitas agar produknya sesuai dengan standar kualitas dari
masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum (public
service) dan pembangunan masyarakat (community development).Sedangkan
menurut Sugeng Pinando manajemen mutu terpadu merupakan aktivitas yang berusaha
untuk mengoptimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan yang terus-menerus
atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.
Manajemen mutu terpadu (Total
Quality Management) merupakan suatu sistem nilai yang mendasar dan
komprehensif dalam mengelola organisasi dengan tujuan meningkatkan kinerja
secara berkelanjutan dalam jangka panjang dengan memberikan perhatian secara
khusus pada tercapainya kepuasan pelanggan dengan tetap memperhatikan secara
memadai terhadap terpenuhinya kebutuhan seluruh stakeholder organisasi
yang bersangkutan. Masalah kualitas dalam TQM menuntut adanya keterlibatan dan
tanggung jawab semua pihak dalam organisasi.
Karena
itu pendekatan manajemen mutu terpadu tidak hanya bersifat pasrsial, tetapi
komprehensif dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan dengan produk
yang dihasilkan. masalah kualitas juga tidak lagi dimaknai dan dipandang
sebagai masalah teknis, tetapi lebih berorientasi pada terwujudnya kepuasan
konsumen atau pelanggan. Manajemen mutu terpadu juga melibatkan faktor fisik
dan non-fisik, semisal budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan pengikut.
Keterpaduan faktor-faktor ini akan mengakibatkan kualitas pelayanan menjadi
lebih meningkat dan bermakna.
Manajemen
mutu terpadu dalam pendidikan merupakan upaya untuk mengoptimalkan institusi
atau lembaga pendidikan dalam rangka kepuasan pelanggan. Dengan demikian
manajemen mutu terpadu dalam pendidikan berkaitan dengan:
a.
Pelanggan,
baik internal maupun eksternal.
b.
Kualitas,
yang dimaksud adalah kualitas pelayanan baik secara individu maupun kelembagaan
terus menerus dilakukan oleh setiap individu dan kelembagaan.
c.
Pengambilan
keputusan didasarkan atas keputusan yang bersifat ilmiah.
d.
Adanya
komitmen semua komponen dalam oraganisasi.
e.
Adanya
kerjasama tim.
f.
Perbaikan
dilakukan secara terus-menerus.
g.
Kebebasan
dilakukan secara terkendali.
h.
Adanya
kesatuan tujuan.
Menurut Pinando mutu pelayanan pendidikan yang baik adalah, sesuai
dengan kebutuhan pelanggan atau melebihi; dan sapat menyajikan layanan jasa
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggannya baik peserta didik, dunia
usaha maupun masyarakat. Dalam
manajemen mutu terpadu, sekolah dipahami sebagai unit layanan jasa, yani
pelayan pembelajaran. Sebagai unit layanan jasa, maka yang dilayani sekolah
adalah pelanggan, baik pelanggan intenal maupun pelanggan eksternal.
Beberapa sumber mutu yang dapat mendukung implementasi TQM secara
maksimal dalam pendidikan yaitu sebagai berikut:
1.
Komitmen
pucuk pimpinan (kepala sekolah) terhadap kualitas.
2.
Sistem
informasi manajemen.
3.
Sumber
daya manusia yang potensial
4.
Keterlibatan
semua fungsi
5.
Filsafat
perbaikan kualitas secara berkesinambunagan.
Manajemen mutu total merupakan suatu metode yang dapat membantu
para profesional pendidikan mengatasi lingkungan yang terus berubah. Manajemen
total dapat digunakan sebagai alat untuk membentuk ikatan antara sekolah, dunia
bisnis, dan pemerintah. Ikatan tersebut akan memungkinakan para profesional pendidikan
di sekolah atau daerah dilengkapi dengan sumber-sumber yang dibutuhkan dalam
pengembangan program mutu.
Manajemen mutu total merupakan aspek utama dari manajemen total.
Manajemen mutu total merupakan metodologi yang mempermudah mengelola perubahan,
membentuk fokus perubahan, membentuk infrastruktur yan lebih fleksibel, cepat
merespon pada tuntutan perubahan masyarakat, serta membantu pendidikan dalam
mengatasi hambatan-hambatan biaya dan waktu.
Perubahan terhadap manajemen mutu total dimulai dengan mengadopsi
pembagian tugas tentang pelaksanaan mutu pada tingkat majelis sekolah,
administrator, gutu, staf administrasi, siswa, orang tua, dan masyarakat.
kegiatan diawali dengan merumuskan visi dan misi dari sekolah, jurusan atau
program studi, dan seksi-seksi pendidikan sekolah. Visi manajemen mutu total
dipusatkan pada menemukan kebutuhan para penggunaan lulusan (customer),
persiapan melibatkan masyarakat secara menyelurh dalam program peningkatan
mutu, mengembangkan sistem untuk mengukur nilai tambah dari pendidikan, sistem
dukungan yang memungkinkan guru, staf administrasi dalam mengelola perubahan,
dan melakukan penyempurnaan yang berkelanjutan dengan tujuan agar produk
sekolah menuju arah yang lebih baik.
Jeroma S. Arcaro membuat model visual dari sekolah yang menerapkan
mutu total. Sekolah yang menerapkan mutu total ditopang oleh lima pilar, yaitu
berfokus pada pengguna, keterlibatan secara total semua anggota, melakukan
pengukuran, komitmen pada perubahan, serta penyempurnaan secara ters-menerus.
Pilar-pilar tersebut dibangun di atas keyakinan dan nilai-nilai yang, menjadi
pegangan pendidikan.
Bagi organisasi pendidikan adaptasi manajemen mutu terpadu dapat
dikatakan sukses jika menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:
1.
Tingkat
konsistensi produk dalam memberikan pelayanan umum dan pelaksanaan pembangunan
untuk kepentingan peningkatan kualitas SDM terus menerus.
2.
Kekeliuran
dalam bekerja yang berdampak menimbulkan ketidakpuasan dan komplain masyarakat
yang dilayani semakin berkurang.
3.
Disiplin
waktu dan disiplin kerja semakin meningkat.
4.
Inventarisasi
aset organisasi semakin sempurna, terkendali, dan tidak berkuran atau hilang
tanpa diketahui sebabnya.
5.
Pemborosan
dana dan waktu dalam bekerja dapat dicegah.
Peningkatan
keterampilan dan keahlian bekerja terus dialaksanakan, sehingga metode atau
cara bekerja selalu mampu mengadaptasi perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai cara bekerja yang paling efektif, efisien dan
produktif. Karenanya, kualitas produk dan pelayanan terus meningkat.
Daftar Pustaka
Edward Sailis,
Total Quality Management in Education, penerjemah: Ahmad Ali Riyadi dan
Fahrurrozi, Manajemen Mutu Terpadu, hlm. 73.
Nana Syaodih
Sukmadinata, dkk., Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah (Konsep,
Prinsip dan Instrumen). Bandung: Refika Aditama, 2006.
M. N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu
(Total Quality Management). Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000.
Umiarso dan
Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan.Yogyakarta:
IRCiSoD, 2011.
Nur Hasan, Konvensi
Nasional Pendidikan Indonesia, Kurikulum untuk Abad 21; Indikator Cara
Pengukuran dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan.Jakarta:
Sindo, 1994.
Terimakasih,...
SEMOGA BERMANFAAT...
No comments:
Post a Comment